x ada org nk tgk aib diri sendiri
suka tgk aib org lain...
buat apa tgk org, diri sendiri x tau..
ulama tasauf ajak muhasabah diri?
الكيس من دان نفسه
دان ada dua mksd
1- rendah diri
2- muhasabah diri
imam ghazali : nk tau kelemahan diri
1- guru yg mursyid
2- kwn dgn kwn yg baik
خير تصحبه من ادلك علي الخير kata Atoilah
3- melalui musuh
4- melalui pergaulan sesama manusia
jgn rasa zon selesa kita nk cari yg lebih baik
hikmah haji, nk cari yg lebih baik
betul2 istiqomah buat baik dulu..
kita kejar natijah syarat x ada..
Saturday, March 16, 2013
Saturday, March 9, 2013
Di Bawah Lindungan Kaabah
Penulis : (HAMKA)
Petikan: buku Dibawah Lindungan Kaabah
. . . . . . . Sedang saya mengerjakan tawaf keliling ka'bah maka terlihat oleh saya ia bergantung kepada kaswah (kain tabir yang melingkungi Ka'bah) menengadahkan mukanya kelangit, airmatanya menitik dengan derasnya membasahi serban yang membalut dadanya, kedengaran pula ia berdoa:
Ya Allah! Kuatkanlah hati hambamu ini!"
Sebenarnya saya ini pun seorang yang lemah hati, kesedihan itu telah pindah kedada saya, meski pun saya tak tahu apa yang disedihkannya. Khabar apakah yang agaknya yang telah dibawa oleh Salleh dari kampung? Apakah sebab Hamid bersedih hati demikian rupa? Dunia yang manakah yang telah memutuskan harapannya? Tipudaya siapakah yang telah melukai hatinya, hingga ia menjadi demikian rupa itu? Itu sentiasa menjadi soal kepada saya.
Pada suatu malam, sedang ia duduk seorang dirinya di atas satah, pada sebuah bangku yang bertikar daun kurma berjalin memandang kepada bintang-bintang yang memancarkan cahayanya yang indah di halaman langit, saya beranikan hati saya dan saya dekati dia. Maksud saya kalau dapat hendak membahagi kedukaan itu atau merentang-rentang barang sedikit kedukaan hatinya. " Saudara Hamid!" –kata saya. "Oh saudara, duduklah kemari!" – katanya pula sambil memperbaiki duduknya dan mempersilakan saya. Setelah sama-sama duduk, ia pun menanyakan keramaian orang haji dan kami pun memperkatakan keadaan pada tahun ini. Tiap-tiap perkataan terhadap kepada tanahair, pembicaraan diputarnya kepada yang lain, serupa ia tak suka.
Maka akhirnya hati saya tiada tahan lagi, saya pun berkata: " Sudah lama saya perhatikan hal ehwal kamu, saudara, rupanya engkau dalam dukacita yang amat sangat. Agaknya engkau kurang percaya kepada saya, sehingga engkau tak mahu menyatakan kedukaan itu dengan saya. Sebagai seorang kawan, yang wajib berat sama memikul dan ringan sama menjinjing apa lagi jauh dari tanahair, sewajibnyalah saya engkau beritahu, apakah yang menyusahkan hati engkau sekarang, sehingga banyak perubahanmu daripada yang biasa?" Ia memandang kepada saya dengan tenang. "Katakanlah kepada saya, wahai sahabat!" –ujar saya pula. " Saya akan menolong engkau sekadar tenaga yang ada pada saya.Kerana meski pun kita belum lama bergaul, saya telah tahu bahawa engkau adalah seorang yang budiman, saya tidak akan mensiakan kepercayaan engkau kepada diri saya." " Ini satu rahsia tuan!" – katanya. " Saya akan pikul rahsia itu jika engkau percayakan kepada
PENUTUP
Kian lama kian sunyilah tanah Mekah. Bukit-bukit yang telah gondola itu tegak dengan teguhnya laksana pengawal yang menyaksikan dan menjagai orang haji yang beransur pulang ke kampong masing-masing. Kedai-kedai kian sudah tutup, sebab 6 bulan pula lamanya pasar akan sepi. Tidak putus-putus unta berarak-arak diiringkan oleh gembalanya bangsa Badwi sambil bernyanyi-nyanyi.
Sehari sebelum kami meninggalkan Mekah, pergilah kami berziarah ke perkuburan Ma,ala tempat Hamid dikuburkan. Di sana masih bertemu kesannya, meskipun agak sukar mencarinya, sebab telah banyak pula orang lain yang berkubur. Saya hadapkan muka saya ke pusara itu dan saya berkata:
" Penghidupanmu yang tiada mengenal putus asa, kesabaran dan ketenangan hatimu menanggung sengsara, dapatlah menjadi tamsil dan ibarat kepada kami. Engkau telah mengambil jalan yang lurus dan jujur di dalam memupuk dan mempertahankan cinta. " Allah adalah Maha adil, jika sempit bagimu dunia ini berdua, maka alam akhirat adalah lebih lapang dan luas, di sanalah kelak makhluk menerima balasan dari kejujuran dan kesabarannya; di sanalah penghidupan yang sebenarnya, bukan mimpi dan bukan khayalan.
" Kami pun dalam menunggu titah pula, sebab ada masanya datang dan ada masanya pergi.
" Selamatlah, moga-moga Allah memberi berkat atas jiwamu dan jiwa Zainab.
" Pukul empat petang kami tawaf keliling Ka`bah " Tawaf Wida" ertinya tawaf selamat berpisah.
Sehari itu juga kami akan berangkat ke Juddah. Saudaraku Salleh belayar dengan kapal yang menuju ke Mesir…… Dan kapalku memecahkan ombak dan gelombang menuju ke tanahair yang tercinta………..
TAMAT
Subscribe to:
Posts (Atom)